Dec 28, 2017

Kayu terbaik untuk bilahan Kolintang

Selama melayani pembeli kolintang,saya sering menghadapi pertanyaan pertanyaan tentang perbandingan kwalitas suara bilahan kayu Waru dengan kayu lainnya,karena ada berbagai pendapat mengenai macam macam kayu yang paling baik untuk bilahan kolintang.
Dengan catatan ini semoga dapat menjawab lebih detail alasan-alasan kami memilih kayu Waru untuk bilahan kolintang.

Menurut penuturan Petrus Kaseke,sejak kecil secara tidak sengaja sudah bereksperimen dengan mencoba bermacam macam kayu untuk dibuat kolintang yang setelah selesai bermain-main dijadikan kayu bakar.
Kakeknya yang bernama Leufrand Kaseke seorang tukang kayu di Ratahan,mengajarkan nama nama dari kayu yang dijumpai Petrus Kaseke kecil, antara lain yang cocok untuk bermain kolintang adalah kayu Tolor/Bandaran.
Kayu Tolor/Bandaran menghasilkan suara yang merdu apabila dipukul,sayangnya sangat rapuh sehingga sulit disimpan dalam waktu yang lama.

Setelah bermigrasi ke pulau Jawa,Petrus Kaseke memulai lagi pencariannya dalam melanjutkan hobby bermain kolintang,akhirnya didapati kayu yang ideal untuk memproduksi bilahan kolintang adalah kayu Waru dengan kwalitas bunyi yang mirip kayu Tolor,lebih awet dan mudah di dapat dipasaran,karena kayu Waru juga merupakan bahan material untuk bangunan rumah tinggal.
Kesimpulan yang didapat setelah pencarian jenis jenis kayu yang baik untuk bilahan kolintang adalah kayu jenis-jenis kayu yang berserat lurus(tetapi tidak semua).

Perkembangan di Sulawesi utara, kerabat Petrus Kaseke yang memproduksi kolintang juga pengrajin-pengrajin lainnya menggunakan bilahan kayu Cempaka,dengan kwalitas bunyi yang sedikit dibawah kayu Tolor/Bandaran tetapi lebih awet.
Sedangkan di pulau Jawa suara bilahan kayu cempaka lebih jelek dibandingkan dengan kayu Waru ,hal ini mungkin karena kesulitan untuk mendapatkan kayu Cempaka yang berserat lurus,demikian sebaliknya di Sulawesi sulit untuk mendapatkan kayu Waru.

Selain bereksperimen dengan kayu-kayu lunak yang disebutkan diatas,Petrus Kaseke juga mencoba kayu keras seperti kayu Sonokembang (rosewood)dan kayu yang untuk bilahan gambang gamelan.
Kayu Rosewood adalah kayu yang di unggulkan pembuat alat musik Marimba (Xylophone) di luar negeri,dan ternyata diluar negeri juga terjadi berbagai pendapat untuk kayu yang ideal untuk bilahan alat musiknya ,rata rata mereka mengunggulkan kayu yang gampang dijumpai dimasing masing daerah mereka seperti kayu Padouk,Honduras Mahogany,African Walnut,Brazilian Cherry dan lain lain.

Dalam eksperimen Petrus Kaseke membandingkan dengan kayu keras untuk bilahan kolintang,ternyata hasilnya kayu Waru tetap yang terbaik.Alat musik Marimba/Xylophone yang menggunakan kayu keras dapat terdengar dengung yang panjang itu karena pengaruh resonatornya yang berbeda dengan kolintang.Tidak dipungkiri nada nada kayu keras lebih tahan terhadap perubahan cuaca,oleh sebab itu Petrus Kaseke juga menggunakan bilahan kayu keras untuk bilahan acuan tuning selain menggunakan digital tuner. 


Suatu ketika kami berkesempatan untuk memperkenalkan kolintang pada universitas di Australia,terjadi diskusi tentang kwalitas suara kayu Waru.Kami dapat membuktikan dengan membandingkan bilahan xylophone yang tersedia disitu,tanpa resonator suara kayu waru lebih terdengar bagus terutama untuk nada nada rendah.Sedangkan untuk kekuatan dan keawetan yang diragukan orang Australia,karena menurut dia lebih baik kayu keras yang bahkan dapat dipakai untuk bantalan kereta api,kami dapat menjawab selama dipergunakan dalam ruang dan tidak dilindas kereta api,kayu Waru dapat bertahan lama.

Dalam kesempatan lain,karena sudah mendapat penjelasan dari Petrus Kaseke tentang keunggulan suara kayu Waru,saya usulkan ke guru gamelan saya,agar bilahan gambangnya diganti dengan kayu Waru,yang dijawab oleh pak guru :"ojo keminter"(jangan sok tahu).
Diterangkan kalau empu empu pembuat gamelan sudah mempunyai pertimbangan matang,karena mereka selain membuat suara gamelan  dapat terdengar bagus oleh telinga,juga dirancang untuk dapat merasuk kedalam jiwa,sehingga dalam pemilihan bahan untuk membuat gamelan juga tidak sembarangan,bahkan mereka melakukan ritual puasa selama membuat gamelan.(wuih...lebih dalam lagi ilmunya 😃 ).

Jadi kesimpulannya sulit untuk membandingkan secara obyektif kayu bilahan mana yang terbaik,kalaupun di voting ,pemenang votingnya adalah kayu yang disukai(karena dipilih oleh lebih banyak peserta voting),tetapi belum tentu kayu yang terbaik.

#mana bisa selera di test di Laboratorium

by : Markus Sugi
http://www.kolintang.co.id

Nusantara bermazmur