Jun 9, 2009

Perjalanan Kolintang ke Jogjakarta



Pada tgl 13 Mei 1830 Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Retnaningsih, Tumenggung Diposono dan istri, serta para pengikut lainnya seperti Mertoleksono, Banteng Wereng, dan Nyai Sotaruno akan dibuang ke Manado.menggunakan kapal Pollux.

Konon Pangeran Diponegoro beserta rombongan dibuang ke Manado .sambil membawa alat musik gamelan lengkap dengan gambangnya.

Rupanya selama pembuangan di Minahasa kotak resonator gambang gamelan,meng inspirasi orang orang minahasa untuk membuat kotak resonator kolintang mirip gambang sebagai pengganti tumpuan diatas kaki yang diselonjorkan atau tumpuan batang pisang.
Secara tidak langsung kolintang mendapat pengaruh dan memiliki kekerabatan dengan kebudayaan dari jawa.,oleh sebab itu tidak mengherankan jika alat musik kolintang dapat diterima dalam masyarakat jawa.

Pada tahun 1962 pemuda Petrus Kaseke pembuat kolintang asal Ratahan mendapat beasiswa dari Bupati Minahasa untuk melanjutkan ilmunya di Universitas Gajahmada Jogjakarta.

Mahasiswa jurusan mesin ini tidak melupakan kegiatan yang dikerjakan dari daerah asalnya selama di Jogjakarta. sebagai pembuat kolintang.

Membuat kolintang di Jogjakarta,merupakan perjuangan tersendiri karena kayu kolintang tidak didapatkan secara cuma cuma seperti halnya di sulawesi utara pada saat itu,ditambah lagi kesulitan dana karena statusnya sebagai mahasiswa universitas Gajahmada yang mendapat beasiswa terbatas dari bupati Minahasa


Berlainan hal nya dengan di Minahasa dimana kayu kolintang dijadikan kayu bakar,di Jogjakarta Petrus kaseke harus berburu kayu ke rumah rumah penduduk yang mempunyai pohon rindang dengan menawarkan jasa memotong pohon sehingga batang pohon dan dahan dahannya dapat dipakai untuk membuat kolintang.

Usaha memperkenalkan kolintang ke pulau jawa membuahkan hasil,sehingga kolintang sangat populer di jawa tengah.Perlombaan perlombaan kolintang diadakan sampai ke tingkat kelurahan tidak kalah merakyat di bandingkan dengan kondisi di Minahasa,sering kali Petrus Kaseke diundang sebagai juri lomba.

Pada saat ini dengan maraknya group musik campur sari,banyak pembeli kolintang secara eceran,ada yang membeli bass kolintang untuk digabungkan dengan group keroncong,ada yang beli cellonya atau melodynya saja.

Kolintang berkembang mulai dari fungsi alat untuk ritual animisme di Minahasa,menjadi perlengkapan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sekolah,juga alat musiknya kegiatan ibu ibu PKK, kegiatan keagamaan dan acara acara lainnya di pulau jawa,tanpa bantuan iklan besar besaran di surat kabar atau televisi.

Orang orang yang percaya mistis ,mengatakan gambang “kolintang” yang dibawa oleh pangeran Diponegoro waktu di buang ke Menado th 1830,harus sowan dahulu ke Jogjakarta lewat Petrus Kaseke th 1962,sebelum menyebar ke pulau jawa dan seluruh dunia.

By: Markus Sugi

No comments:

Post a Comment

Nusantara bermazmur