Jul 13, 2015

Melody Kolintang

Melody kolintang adalah alat musik kolintang yang biasanya dipakai dalam group musik kolintang untuk memainkan  lagu  , bisa juga difungsikan untuk mengiringi (comping) atau fungsi lainnya.
Berdasarkan susunan nadanya melody  kolintang ada 3 jenis  yaitu :  Ina (melody standar) , Wangko (melody Alto bernada rendah) dan Taweng (melody sopranino bernada tinggi).
Penamaan tersebut ada kaitannya dengan sejarah musik kolintang di Minahasa,dimana diyakini cikal bakal kolintang berasal dari alat musik minahasa purba : Tetentengan - Tetengkoren (kentongan) dengan susunan 3 nada (tritonis),sebelum adanya pengaruh  kolintang gong yang bersusunan 5 nada (pentatonis).Arti dari nama berbahasa daerah Minahasa tersebut  :
Ina artinya ibu , Wangko artinya besar dan Taweng artinya bungsu(yang terkecil).
Kolintang nada diatonis yang mula mula dibuat oleh Nelwan Katuuk pada tahun 1939 adalah kolintang melody dengan jarak nada (range/ambitus) 1,5 oktaf,yang diletakan diatas sebuah kotak resonator.
Sejalan dengan perkembangan alat musik kolintang,jarak nada melody bertambah menjadi 3,5 oktaf yang tentunya akan sangat panjang kalau bilahannya dipasang berderet pada satu kotak resonator,sehingga sekitar  tahun 1970 melody kolintang dibuat dengan bentuk satu kotak resonator yang bersusun, dengan susunan bilahan menyerupai susunan tuts piano.
Model melody dengan satu kotak resonator bersusun sangat populer dan bertahan sampai sekarang meskipun ada kelemahannya dimana nada nada susunan atas (accidental tone seperti tuts hitamnya piano) kurang nyaring bunyinya dibandingkan dengan nada nada pada kotak bawah.
Hal ini disebabkan karena kotak atas dan kotak bawah dibuat menjadi satu kesatuan , demi tercapainya bentuk yang proporsional  maka harus mengorbankan bentuk kotak resonansi susunan atas yang pada akhirnya berpengaruh pada kenyaringan suaranya.
Pemain kolintang tradisional biasanya cukup memainkan lagu dengan nada dasar terbatas pada bilahan bilahan susunan bawah sedangkan nada nada pada bilahan susunan atas hanya di pukul sewaktu waktu,yang mana perbedaan kenyaringan suaranya cukup diatasi dengan memukul lebih keras nada nada susunan bilahan atas.
Pada jaman sekarang permainan musik berkembang dengan pesat yang ikut mempengaruhi perkembangan permainan musik kolintang  maka perbedaan nyaringnya suara akan merepotkan pemain,misalnya pada saat kolintang menjadi salah satu bagian instrument dari group musik Jazz.
Selain masalah perbedaan kenyaringan suara kami mendapat masalah portabilitas dan pengangkutan.
Kebetulan kolintang ikut serta dalam group orkes musik tradisional ( Indonesian National Orchestra),dimana kami harus menghemat biaya pengangkutan baik via darat maupun via udara untuk konser diluar kota atau diluar negeri.Supaya menghemat biaya tentu kami harus packing menjadi lebih kecil,lebih ringan,atau lebih fleksibel untuk dipecah pecah karena biaya pengangkutan dihitung dari volume dan tonase ,khusus untuk angkutan udara diatur supaya tidak kena tambahan biaya karena berat yang berlebih dari yang di ijnkan.
Eureka ..!!! akhirnya kedua masalah diatas ketemu solusinya dengan dibuat melody menjadi 2 kotak resonansi yang dapat dipisah gabungkan,kenyaringan suara pada bilahan kotak atas sama dengan kenyaringan suara pada bilahan kotak bawah.
Bonus tambahannya lagi melody menjadi lebih portable , gampang dibawa bawa , mau naik pesawat,naik mobil pribadi , naik angkutan umum , naik sepeda motorpun oke.(untuk naik sepeda motor harus hati hati), bahkan dibawa jalan kaki juga bisa,karena ada softcase yang beroda sehingga bisa diseret.

Sejak tahun 2011 melody produksi Petrus Kaseke menjadi lebih portable dan meningkat kualitas suaranya,yang secara otomatis menaikkan tingkat kebutuhan (demand) akan melody kolintang,karena group musik selain group musik kolintang,juga membeli melody kolintang.
Bahkan sekolah luar negeri atau sekolah Internasional di Indonesia yang berorientasi pengajaran musik luar negeri membeli kolintang untuk mengajarkan memainkan Marimba dengan metode 4 pemukul (four mallets system),mengingat alat musik Marimba harganya sangat mahal dibandingkan dengan kolintang.
Contoh group group musik yang membeli 'melody kolintang secara satuan' antara lain group musik jazz sebagai pengganti xylophone , group musik pop akustik ,group musik perkusi , group musik organ tarantang,group musik tradisional Indonesia,group dangdut tarling kentang(gitar suling kendang kolintang),Marching Band Indonesia,group keroncong campur sari.
Kebetulan saya anggota group musik keroncong campur sari,karena lagu lagu yang dibawakan kebanyakan dengan nada nada yang sederhana,maka saya lebih suka hanya membawa satu kotak resonator melody nada bawah ditambah beberapa bilah nada atas sebagai nada nada pengganti kalau diperlukan.Dengan menenteng alat musik kolintang yang simple itu rasanya kembali ke jaman Nelwan Katuuk waktu berkolaborasi dengan alat alat musik lainnya.
M.S.

No comments:

Post a Comment

Nusantara bermazmur