KOTA JAMBI, JS-Tidak kalah dengan anak-anak normal lainnya, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga sangat antusias untuk mengikuti latihan bermain alat musik tradisional kolintang, yang diterima anak-anak autis di Kiddy Autism Center.
Pimpinan Kiddy Autism Center, Abdullah Zahid mengatakan sebenarnya kemampuan anak-anak autis dalam memainkan musik tidak kalah dengan anak-anak normal lainnya. Hanya saja, pengetahuan anak-anak autis tentang alat musik ini, masih minim karena kurangnya diberikan pengetahuan kepada mereka. Hal ini, disebabkan karena kondisi anak tersebut.
Di Kiddy Autisme Center misalnya, banyak sekali pengetahuan yang didapat anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus ini. Seperti, memainkan alat musik kolintang ini. Apalagi, jika anak-anak ini diarahkan dengan sebaik mungkin, maka akan mendapatkan hasil yang maksimal.
"Banyak sudah kemampuan anak-anak autis ini yang tidak kita ragukan lagi. Seperti, Aldi yang mampu menghafal lagu hingga 450 judul, begitu juga dengan Hadist yang mampu menghafal lagu Minang mencapai 250 judul. Nah, kemampuan inilah yang selalu kita asah, untuk menjadikan anak-anak autis agar lebih mandiri dan juga memahami segala bentuk keterampilan, baik musik dan tarik suara," ungkap Zahid, kepada Jambi Star, kemarin.
Diakui Zahid, memang anak-anak autis pada awal diberikan pendidikan baik seni musik dan tarik suara, para terapis agak kesulitan. Namun demikian, jika secara perlahan tapi pasti. Dan hasilnya, cukup memuaskan para orang tua dan seluruh masyarakat di sekitarnya.
"Pada awalnya, kita cukup sulit untuk mengajarkan semua jenis alat musik dan juga tarik suara. Namun seiring dengan kekuatan anak-anak tersebut dari hari ke hari di bentuk, maka banyak sudah kemampuan yang mereka miliki. Apalagi, saat ini alat musik kolintang cukup diminati anak-anak autis di Kiddy Autism Center ini," katanya.
Dari seluruh kegiatan-kegiatan anak-anak autis ini, tentunya lanjut Zahid, semua ini harus memerlukan dukungan dari orang tua khususnya. Pasalnya, perjuangan orang tua untuk anaknya hingga berhasil menjadi mandiri adalah harapan dan juga impian, sehingga anak-anak yang cerdas tersebut bisa dan dapat diterima oleh masyarakat luas, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
"Kami selalu berdoa, agar para orang tua yang memiliki anak autis tetap sabar dan terus mendukung semua program pendidikan mereka, sehingga anak-anak tersebut bisa menjadi anak yang mandiri dan bisa membawa kemajuan bagi dirinya sendiri," harap Zahid. (tia)
Pimpinan Kiddy Autism Center, Abdullah Zahid mengatakan sebenarnya kemampuan anak-anak autis dalam memainkan musik tidak kalah dengan anak-anak normal lainnya. Hanya saja, pengetahuan anak-anak autis tentang alat musik ini, masih minim karena kurangnya diberikan pengetahuan kepada mereka. Hal ini, disebabkan karena kondisi anak tersebut.
Di Kiddy Autisme Center misalnya, banyak sekali pengetahuan yang didapat anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus ini. Seperti, memainkan alat musik kolintang ini. Apalagi, jika anak-anak ini diarahkan dengan sebaik mungkin, maka akan mendapatkan hasil yang maksimal.
"Banyak sudah kemampuan anak-anak autis ini yang tidak kita ragukan lagi. Seperti, Aldi yang mampu menghafal lagu hingga 450 judul, begitu juga dengan Hadist yang mampu menghafal lagu Minang mencapai 250 judul. Nah, kemampuan inilah yang selalu kita asah, untuk menjadikan anak-anak autis agar lebih mandiri dan juga memahami segala bentuk keterampilan, baik musik dan tarik suara," ungkap Zahid, kepada Jambi Star, kemarin.
Diakui Zahid, memang anak-anak autis pada awal diberikan pendidikan baik seni musik dan tarik suara, para terapis agak kesulitan. Namun demikian, jika secara perlahan tapi pasti. Dan hasilnya, cukup memuaskan para orang tua dan seluruh masyarakat di sekitarnya.
"Pada awalnya, kita cukup sulit untuk mengajarkan semua jenis alat musik dan juga tarik suara. Namun seiring dengan kekuatan anak-anak tersebut dari hari ke hari di bentuk, maka banyak sudah kemampuan yang mereka miliki. Apalagi, saat ini alat musik kolintang cukup diminati anak-anak autis di Kiddy Autism Center ini," katanya.
Dari seluruh kegiatan-kegiatan anak-anak autis ini, tentunya lanjut Zahid, semua ini harus memerlukan dukungan dari orang tua khususnya. Pasalnya, perjuangan orang tua untuk anaknya hingga berhasil menjadi mandiri adalah harapan dan juga impian, sehingga anak-anak yang cerdas tersebut bisa dan dapat diterima oleh masyarakat luas, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
"Kami selalu berdoa, agar para orang tua yang memiliki anak autis tetap sabar dan terus mendukung semua program pendidikan mereka, sehingga anak-anak tersebut bisa menjadi anak yang mandiri dan bisa membawa kemajuan bagi dirinya sendiri," harap Zahid. (tia)
No comments:
Post a Comment