Jun 14, 2009

Diajar berdagang oleh Pastur


Diajar berdagang oleh pastur

Penjualan kolintang pertama,terjadi pada tahun 1964 kepada turis/misionaris dari Amerika yang datang ke Jogjakarta,pada waktu opa Petrus menjadi mahasiswa Universitas Gajahmada.

Memang situasi dan kondisi pada saat itu mendukung sehingga kolintang perdana dapat dijual ,kalau pada saat itu opa Petrus masih tinggal di Minahasa,mungkin membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk dapat memproduksi kolintang secara komersial.

Suatu ketika seorang pastur Indonesia datang mengantar turis asing untuk membeli kolintang,kebetulan opa Petrus sangat mengharapkan kolintangnya laku terjual karena sangat membutuhkan uang untuk biaya sehari hari.

Opa petrus sangat sedih waktu Pastur kaget mendengar harga yang diajukan opa Petrus,sambil bertanya dalam hati ,akan ditekan serendah apalagi untuk kolintang yang sudah murah ini,padahal kolintang harus laku supaya dapat menutup biaya sehari hari.

Tidak disangka sangka Pastur mengatakan kepada opa Petrus agar menjual kepada turis asing yang dia bawa seharga dua kali lipat dari harga yang diajukan opa Petrus.
Tanpa menawar nawar lagi,turis asing itu membeli kolintang seharga yang di usulkan Pastur.

Pada awal produksi kolintang memang belum ada standarisasi harga jual seperti sekarang ini,selain itu memang susah juga menetapkan harga jual suatu produk yang bahan bakunya diambil gratis dari pohon kayu rumah tetangga memakai tenaga kerja diri sendiri yang uang makannya nol rupiah,karena makan singkong gratis dari kebun belakang asrama mahasiswa.

Pada dasarnya jiwa sosial opa Petrus yang anak pendeta Yohanes Kaseke lebih besar dari jiwa dagangnya,bagi opa Petrus tidak ada rahasia dapur ilmu membuat kolintang,sehingga semua pengetahuan dan eksperimen eksperimen tentang kolintang dengan sukarela dibagikan kepada siapa saja.

Tidak mengherankan bila pada saat saat opa Petrus sibuk keliling dunia pentas kolintang,muncul banyak pembuat kolintang dadakan menampung pesanan kolintang pada saat penjual aslinya tidak ada ditempat,mulai dari tukang tukang opa Petrus,murid murid yang dilatih,juga pelatih kolintang binaan opa Petrus.

Selain membagi bagi ilmu,opa Petrus juga sering menurunkan harga jual dengan alasan sosial,sehingga ada suatu saat dimana oma Petrus harus menahan supaya calon pembeli tidak dapat langsung berhubungan dengan opa Petrus.

Oma Petrus yang kegiatan sehari harinya sebagai ibu rumah tangga dan terbiasa tawar menawar belanjaan dipasar tradisional,mulai membantu menangani calon pembeli kolintang.

Pada waktoe itu bisa dipasang pengoemoeman:”bagi soedara soedara calon pembeli kolintang yang maoe minta diskon……,dipersilahken meminta diskon…..”,oma Petroes akan menoeroenken harga kolintang sebesar harga satoe kilo cabe rawit.

By: MM


No comments:

Post a Comment

Nusantara bermazmur