Nov 1, 2022

Upacara Rumages

Sumber utama Minahasa tentang agama adat, kepercayaan, seni, budaya, dan adat istiadat masyarakat Minahasa umumnya mengambil dari Lagu Karema pada upacara Rumages.
Cerita Toar dan Lumimuut dalam Upacara Rumages diambil dari buku " Uit Onze Kolonien" tulisan.H.Van Kol. terbitan tahun 1903.

Nyanyian Karema 3 nada dengan Tarian Mangorai dan Kolintang Gong


Bab/ Pokok Cerita /Keterangan Arah Gerakan dan Lokasi
I Asal Karema dari Batu meledak atau bintang jatuh (meteor)/ Atas ke Bawah Langit
I Karema melihat Bumi dan Matahari/ Kiri kanan dua arah
I Melihat Pohon Aren , sungai , laut mengalir/ rotasi Tenggara
I Melihat Pohon Asa (gelagah-tiwoho) , Tuis / rotasi Timur Laut
I Melihat tanaman Temulawak kencur ,sagu/ rotasi Barat Laut
I Melihat pohon Lontar(tikar),bambu / rotasi Barat Daya
I Karema mengundang Lumimuut Lumimuut ke Karema
I Lumimuut dan Karema bertemu Bersatu dalam gua
II Pertanyaan asal usul Lumimuut / Langit
II Lumimuut berasal dari 2 bukit bersinar dan awan pelangi /Kiri kanan Bumi
II Ibunya: Bulan, Ayahnya: Matahari / rotasi dan memusat Langit
II Bekal ibu di kanan Telur , bekal ayah di kiri biji2an / kanan kiri perahu
II Lumimuut dihanyutkan di dalam perahu yang di ayunkan ombak / Kanan-kiri-muka-belakang perahu
II Telur berkembang biak,biji2an tumbuh Berkembang/ Bumi
II Lumimuut dan Karema bekerja sama Bersatu/ ke luar gua
III Karema berdoa untuk jodoh Lumimuut /dari bawah ke atas
III Lumimuut berdiri menghadap arah /rotasi Tenggara
III Lumimuut berdiri menghadap arah /rotasi Timur Laut
III Lumimuut berdiri menghadap arah /rotasi Barat Laut
III Lahir anak Laki akibat angin barat / rotasi Barat Daya
III Diberi nama Toar dan di besarkan / Ke pusat
III Karema memberi Tongkat pohon Asa untuk Toar dan Tuis untuk lumimuut Tongkatnya sama tinggi
III Toar dan Lumimuut berpisah/ Ke kiri dan kanan
III Toar ,Lumimuut akan mengukur tinggi tongkat/ Mengukur ulang status
III Toar dan Lumimuut bertemu Tongkat/ Toar lebih pendek
III Toar dan Lumimuut menjadi suami istri /Berpasangan
III Karema Toar Lumimuut (Ka-To-Lu)/ Semesta
III Keturunannya anak 2x9, cucu 3x7, buyut 3x9


Karema di gambarkan sebagai bintang jatuh mempunyai arah gerak dari atas ke bawah, berdoa kepada Tuhan yang di atas , secara horizontal memisahkan - menyatukan Toar dan Lumimuut.Karema yang namanya mirip Karma adalah simbol dari bilangan dua dan bersifat feminin.

Lumimuut yang berasal dari dua bukit , melakukan gerak rotasi melewati 4 atau 8 arah mata angin adalah simbol bilangan genap dan bersifat feminin dan dikenal sebagai Dewi Bumi.Lumimuut berkata kepada Karema bahwa dengan kerja sama antar keduanya maka sudah genap dan bahagia.Tetapi Karema mengatakan belum seimbang sehingga perlu memohon pasangan untuk Lumimuut.

Toar yang berasal dari kata Tuur (pangkal) dan dikenal sebagai Dewa Matahari adalah pasangan Lumimuut yang merupakan simbol bilangan ganjil dan bersifat maskulin.

Sepanjang waktu terjadi dinamika ganjil-genap, memusat -menyebar,kiri-kanan,atas-bawah,yang di seimbangkan oleh hukum sebab akibat. Ada persamaan gender yang di gambarkan dari Karema yang memberi tongkat sama panjang kepada Toar dan Lumimuut. Ada perubahan status dari Toar yang semula adalah anak dan kemudian menjadi suami yang digambarkan dari ukuran tongkat memendek seperti memendeknya jarak matahari ketika tenggelam ke horizon (kaki langit).

Keseimbangan KATOLU ( KArema-TOar-LUmimuut) dalam simbol-simbol dalam kotak 3x3.

Simbol Karema ditempatkan di pusat sebagai penengah dari Toar dan Lumimuut yang di letakan di ujung atas kiri dan kanan. Simbol bekal Lumimuut biji-biji tanaman yang melambangkan perasaan diletakan di ujung kiri bawah. Sedangkan simbol telor hewan yang melambangkan pikiran diletakan di ujung kanan bawah.
Simbol-simbol di Kolom tengah dan Baris tengah adalah simbol keseimbangan dinamis yang selalu berubah sejalan dengan waktu. Dua tongkat yang tergabung menjadi satu membentuk Cross adalah keseimbangan irama.
Hexagram di pusat adalah simbol keseimbangan bilangan genap(angka enam) dan ganjil yang dipandang dari gabungan dua segitiga (3x2) yang juga merupakan keseimbangan trinada musik.



Nyanyian Karema berisi hal-hal baik tentang kesetimbangan angka,arah dan waktu. Namun pelaksanaan ritual yang menggunakan korban manusia dengan pemimpin upacaranya yang dalam keadaan kesurupan menjadikan kegiatan tersebut terlarang dan berimbas juga ke kolintang yang mengiringinya.
Rumages dari kata rages yang artinya korban.
Akibatnya, budaya kolintang menghilang dari Minahasa selama kurang lebih 100 tahun, kemudian muncul lagi dalam bentuk kolintang modern bernada diatonis dengan konsep pendidikan musik Barat.
Maimo Kumolintang adalah ajakan ber Tong Ting Tang atau bergerak setimbang mengikuti Root /Tu'ur / norma yang lurus.

No comments:

Post a Comment

Nusantara bermazmur